Widget HTML #1



Beradab Saat Puasa Ramadhan #3

 

Berikut adab Puasa Ramadhan #3 seorang muslim yang dinukilkan dari Kitab Shahiihul Aadaabil Islaamiyyati karya Syaikh Wahid bin Abdussalam bin Baliy.


13. Mengakhirkan sahur


Dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim diriwayatkan dari Anas bin Malik  dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu, ia berkata: 


تسحَّرنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم، ثم قام إلى الصلاة، قال أنس: قلت لزيد: كم كان بين الأذان والسَّحور؟ قال: قدر خمسين آية


“Kami makan sahur bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam, kemudian beliau bangkit untuk shalat. Anas bertanya kepada Zaid, "Berapa jarak antara adzan dan sahur? Ia menjawab: Sekitar lima puluh ayat”


Faedah hadis :

1. Disunnahkan mengakhirkan makan sahur.

2. Semangatnya para sahabat didalam menukil setiap amalan Nabi shalallahu 'alaihi wassalam.

3. Disyariatkan untuk bertanya didalam pembelajaran.

4. Keutamaan bersahabat dengan orang sholeh.


14. Tidak Terlalu Kenyang


At-Tirmidzi meriwayatkan dan dia  berkata, hadis ini derajatnya hasan shahih dari al-Miqdam bin Ma’di Karib radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:


مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أَكَلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ ، فَإِنْ كَانَ لا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ


 “Tidak ada wadah yang lebih buruk yang diisi oleh anak Adam selain perutnya. Cukup bagi manusia beberapa suap yang bisa menegakkan punggungnya. Jika manusia tidak bisa menghindari hal itu, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk napasnya".


Faedah hadis :

1. Peringatan dari berbuka dan makan sahur terlalu kenyang.

2. Dan di dalamnya ada penjelasan bahwa cukup untuk menjalani kehidupan manusia dengan beberapa suap yang bisa menegakkan punggungnya.

3. Dan di dalamnya ada penjelasan bahwa jika manusia ingin makan lebih dari beberapa suap, maka yang lebih baik adalah membagi perutnya menjadi tiga bagian seperti yang disebutkan dalam hadits.

4. Syariat Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.


15.  untuk memberi makan orang-orang yang berpuasa


Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dan berkata bahwasanya hadis ini hasan shahih dari Zaid bin Khalid al-Juhani radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: 


مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا


“Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala orang yang berpuasa”.


Faedah hadis :

1. Disunnahkan untuk memberi makan orang-orang yang berpuasa.

2. Dan di dalamnya terdapat rahmat dan karunia Allah yang besar, di mana tidak dikurangi sedikit pun dari pahala orang yang berpuasa jika ada orang yang memberi makan kepadanya.

3. Dan di dalamnya terdapat semangat Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk menyatukan hati dan menguatkan hubungan antara kaum muslimin.


16.  untuk shalat tarawih dan menjaganya


Dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:


مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


 “Barang siapa yang shalat pada bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.


Faedah hadis :

1. Keutamaan menghidupkan bulan ramadhan dengan dengan dua syarat yang telah disebutkan di dalam hadis.

2. Ikhlas salah syarat diterimanya amal ibadah.

3. Keutamaan umatnya Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam, beramal sedikit tapi pahalanya banyak.


17. Berusaha keras pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan 


 Dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata:


" كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ"


“Apabila masuk sepuluh hari terakhir (dari Ramadhan), Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengencangkan gamisnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya”. 


Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dan berkata, bahwasanya hadis ini hasan shahih gharib dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata:


كَانَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم  يَجْتَهِدُ فِي العَشْرِ الأوَاخِرِ  مَا لا يَجْتَهِدُ في غَيْرِها"


“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berusaha keras pada sepuluh hari terakhir seperti yang tidak beliau lakukan pada hari-hari lain”.


Penjelasan :

Mengencangkan gamisnya” artinya adalah memisahkan diri dari istri-istri beliau (tidak menggauli mereka).


Menghidupkan malamnya: artinya menghabiskannya dalam berjaga-jaga untuk shalat, berdiri, membaca, dan berdzikir seolah-olah waktu yang tidak ada ibadah di dalamnya adalah seperti mati dan dengan ibadah di dalamnya menjadi hidup.

Dan perkataannya membangunkan keluarganya: artinya keluarga rumahnya. ini juga.


Faedah hadis :

1. Disunnahkan untuk banyak beribadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.

2. Dan di dalamnya terdapat disunnahkan untuk membangunkan keluarga untuk shalat malam.

3. Dan di dalamnya terdapat keutamaan sepuluh hari terakhir Ramadhan.


18. I’tikaf

Dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, ia berkata:


كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ


 “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan”.


Faedah hadis :

1. Disyariatkan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir  bulan Ramadhan.

2. Keutamaan sepuluh terakhir dibulan ramadhan.

3. Semangatnya Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk mencari lailatul qadar dan mengajarkannya kepada umatnya.


19. Zakat fitrah 


Dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim telah diriwayatkan dari Ibn Umar radhiyallahu anhuma 


 أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنْ الْمُسْلِمِينَ


“bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah dari Ramadhan atas manusia, satu sha’ kurma, atau satu sha’ gandum atas setiap orang merdeka atau budak, laki-laki atau perempuan dari kaum Muslimin."


Faedah hadis :

1. Wajibnya zakat fitrah atas setiap Muslim, kecil atau besar, laki-laki atau perempuan.

2. Mengeluarkan zakat Fitrah dengan makanan pokok.


Link kajian : https://youtu.be/8NGJhz-IBxc?si=Z7mkIT2XsC6o421J

Video kajian :


Alih Bahasa : Ustadz Kusdiawan, Lc

(Pengajar Tamu Ma’had Al-Makna Al-Islami)

Lumajang, 3 Ramadhan 1446 H

Posting Komentar untuk "Beradab Saat Puasa Ramadhan #3"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an