Widget HTML #1



Adab-Adab Berzakat


Berikut adab berzakat seorang muslim yang dinukilkan dari Kitab Shahiihul Aadaabil Islaamiyyati karya Syaikh Wahid bin Abdussalam bin Baliy.

1.  Bersedekah Dari Penghasilan Yang Baik


Allah Ta’ala berfirman:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنفِقُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا كَسَبْتُمْ

 "Wahai orang-orang yang beriman, infakkan lah sebagian dari hasil usaha yang baik-baik yang kamu peroleh."


 Imam Muslim telah meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ، فَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا، إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} [المؤمنون:٥١] وَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} [البقرة: ١٧٢] ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ


 “Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa yang Dia perintahkan kepada para rasul. Maka Dia berfirman: { Wahai para rasul, makanlah dari yang baik-baik dan beramallah yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan }. Dan Dia berfirman: { Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian }. Kemudian beliau menyebutkan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut, debu menutupi warna rambutnya karena lamanya perjalanan. Dia mengangkat tangannya ke langit seraya berkata: Ya Rabb, ya Rabb. Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana doanya akan dikabulkan?”.


Faedah hadis :

1. Anjuran bersedekah dari penghasilan yang baik dijalan Allah subhanahu wata'ala.

2. Makan dengan makanan yang halal, salah satu sebab dikabulkannya doa.

3. Makan dengan makanan yang halal, memudahkan beramal Sholih.

4. Allah subhanahu wata'ala memerintahkan seluruh manusia untuk makan dari makanan yang halal dan beramal shaleh.


2. Sedekah Dengan Harta Yang Terbaik


Allah subhanahu wata'ala berfirman, 


وَلَا تَيَمَّمُوا۟ ٱلْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِـَٔاخِذِيهِ إِلَّآ أَن تُغْمِضُوا۟ فِيهِ ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ

"Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menginfakan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” ( QS. Al-Baqarah 267).


Allah subhanahu wata'ala juga berfirman, 


لَن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu infakkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya" (QS. Ali Imran 92).


Faidah dari ayat diatas :

1. Bersedekah dengan harta yang terbaik.

2. Larangan bersedekah dengan harta yang buruk, padahal kita sendiri tidak menginginkannya.

3. Kita tidak akan memperoleh kebaikan yang sempurna, sebelum meinfakan harta yang kita cintai.


3. Tidak Menunda Zakat Dari Waktunya


Di dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 


بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun atas lima perkara: Syahadat bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”.


Dan dalam shahih Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


مَن آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ له مَالُهُ يَومَ القِيَامَةِ شُجَاعًا أقْرَعَ له زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَومَ القِيَامَةِ، ثُمَّ يَأْخُذُ بلِهْزِمَتَيْهِ ثُمَّ يقولُ أنَا مَالُكَ أنَا كَنْزُكَ"

“Barangsiapa yang diberi Allah harta lalu dia tidak menunaikan zakatnya, maka hartanya akan diserupakan baginya dengan ular berbisa yang mempunyai dua bintik (yaitu taring yang keluar dari mulutnya atau dua titik hitam di atas matanya) yang paling buruk dan paling jahat di antara ular-ular dan paling kotor. Dia akan menggigit kedua pipinya (yaitu tulang-tulang yang menonjol di bawah telinganya atau daging pipinya yang bergerak ketika manusia makan) seraya berkata: Aku adalah hartamu, aku adalah simpananmu. 


 Faedah hadis :


1. Mengetahui rukun-rukun Islam sebagaimana disebutkan dalam hadits.

2. Dan bahwa lima kewajiban ini adalah kewajiban individu yang tidak gugur dengan pelaksanaan sebagian dari yang lain.

3. Dan juga dapat dipetik pentingnya lima perkara ini karena Islam dibangun atasnya seluruhnya.

4. Ancaman bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat, sebagaimana disebutkan di dalam hadis.


4. Menunaikan Zakat Dengan Senang hati


Imam Thabrani telah meriwayatkan didalam kitab Ash-Shaghir dengan sanad yang shahih, dari 'Abdullah bin Muawiyah Al-Ghadliriy Radhiyallahu Anhu Ia berkata, Nabi shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, 


ثلاثٌ مَن فعَلهنَّ فقد طَعِمَ طَعْمَ الإيمانِ: مَن عبَدَ اللهَ وحدَه، وأنه لا إلهَ إلا اللهُ، وأعطى زكاةَ ماله طيِّبةً بها نفْسُهُ، رافدةً عليه كلَّ عام، ولا يُعطي الهَرِمةَ، ولا الدَّرِنةَ، ولا المريضةَ، ولا الشَّرَطَ اللئيمةَ؛ ولكن مِن وسَطِ أموالكم؛ فإنَّ اللهَ لم يَسألْكم خيرَه، ولم يأمُرْكم بشرِّه

“Ada tiga (perkara) yang jika dilakukan orang berarti ia sudah da­pat merasakan lezatnya iman: (Yaitu) orang yang bersembah sujud hanya kepada Allah dan ia tahu (sadar) bahwa tiada tuhan selain Allah. Orang yang mengeluarkan zakat terdorong oleh kesadaran dan kebaikan hatinya sendiri tanpa bimbang ragu. Orang yang mem­beri zakat tidak berupa unta (ternak yang sudah loyo, sangat tua), ternak yang berkurap, ternak yang sakit, atau ternak yang kurus kering; melainkan yang sedang-sedang saja dari harta kalian. Karena Allah tidak minta yang terbaik dari kalian dan tidak menyuruh kalian (memberi) yang terburuk.”


Faedah hadis: 

1. Diperintahkan untuk memberikan zakat dengan senang hati.

2. Dianjurkan untuk mengeluarkan zakat dari tengah-tengah harta bukan dari yang terbaik dan bukan dari yang wajib.

3. Dan di dalamnya bahwa iman itu memiliki rasa yang dapat dirasakan dan bahwa iman itu bertambah dan berkurang.


5. Tidak mengabaikan dalam mengeluarkan zakat perhiasan


Abu Dawud telah meriwayatkan dengan sanad hasan dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya radhiyallahu 'anhu “Bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan bersamanya anak perempuannya dan di tangan anak perempuannya ada dua gelang tebal dari emas. Maka beliau bertanya kepadanya: Apakah engkau memberikan zakatnya? Dia menjawab: Tidak. Maka beliau bersabda: Apakah engkau suka Allah menjadikan bagimu dua gelang dari api pada hari kiamat? Maka dia melepas keduanya lalu memberikannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: Gelang itu adalah milik Allah azza wa jalla dan Rasul-Nya”.


 Faedah hadis :

1. Kewajiban zakat pada perhiasan yang diambil untuk hiasan menurut pendapat yang rajih dari ucapan ulama.

2. Kesegeraan para sahabat dalam mentaati perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.


Link kajian : https://youtu.be/n4pNmFz2T4g?si=L0w7IanTbM9Pd2Nz

Video kajian :



Alih Bahasa : Ustadz Kusdiawan, Lc

(Pengajar Tamu Ma’had Al-Makna Al-Islami)


Posting Komentar untuk "Adab-Adab Berzakat"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an