Widget HTML #1



Beradab Saat Puasa Puasa Ramadhan

 


Berikut adab Puasa Ramadhan seorang muslim yang dinukilkan dari Kitab Shahiihul Aadaabil Islaamiyyati karya Syaikh Wahid bin Abdussalam bin Baliy 


1. Berdoa Ketika Melihat Hilal


Ad-Darimi meriwayatkan secara sohih dengan dikuatkan riwayat lainnya dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma berkata : “Ketika Rasulullahu shallallahu a'laihi wasallama melihat hilal beliau berdoa :


اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ وَالتَّوْفِيقِ لِمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ 


 “Allah maha besar. Ya Allah, terbitkanlah al-hilal kepada kami, dengan membawa keamanan,  keimanan, keselamatan, keislaman, serta petunjuk bagi amal yang disukai Tuhan kami  dan yang diridhai Tuhan kami, Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai hilal) adalah Allah,”


Penjelasan: 

Yang dimaksud hilal di sini maksudnya hilal di malam pertama, kedua, dan ketiga. Disebut hilal karena pada umumnya, manusia akan meninggikan suara mereka untuk mengabarkan hal tersebut. Hilal dalam Al-Munawir juga diartikan “berteriak ketika melihatnya.” 


Faedah dari hadis diatas :

1. Disyariatkan bertakbir dan berdoa yang telah disebutkan di dalam hadis, ketika melihat hilal.

2. Siapa saja yang ingin aman, hendaknya dia beriman, karena aman itu erat kaitannya dengan iman.

3. Siapa saja yang ingin hidup dalam kondisi selamat, hendaknya dia memeluk agama Islam (berislam), karena keselamatan itu erat kaitannya dengan berislam.

4. Menetapkan sifat ridho dan mahabah bagi Allah sesuai dengan keagungannya.


5.  Yang bisa mendatangkan manfaat dan menolak mudharat hanya Allah subhanahu wata'ala.


2. Ikhlas dalam puasa


Dalam shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan ihtisab (mengharapkan pahala), maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.”


Penjelasan : 

Barangsiapa yang berpuasa Ramadan dengan iman: yaitu meyakini kebenaran kewajiban puasa, Dan ihtisab: yaitu menginginkan pahala dari Allah ta’ala semata, tidak bermaksud melihat manusia atau selain itu dari hal-hal yang bertentangan dengan ikhlas.


Faedah hadis:

1. Keutamaan puasa Ramadan dengan dua syarat yang disebutkan, yaitu iman dan ihtisab.

2. Ikhlas adalah salah satu syarat penerimaan amal bersama dengan syarat kedua, yaitu mengikuti Nabi shalallahu 'alaihi wassalam Syarat penerimaan amal adalah ikhlas dan mengikuti.

3. Di antaranya keutamaan umat ini karena mereka bekerja sedikit dan mendapatkan banyak. Kita memohon kepada Allah ta’ala dari karunia-Nya.


3. Menetapkan niat dalam puasa fardhu


Telah diriwayatkan oleh an-Nasai dengan sanad shahih dari Hafshah radhiyallahu 'anha, ia berkata :


لَا صِيَامَ لِمَنْ لَمْ يُجْمِعْ قَبْلَ الْفَجْرِ 


"Tidak ada puasa bagi orang yang tidak berniat sebelum fajar."

 

 Dan juga diriwayatkan dengan sanad shahih dari Ibn Umar radhiyallahu 'anhuma dari perkataannya: “Dan tidak diketahui bagi keduanya (yaitu Hafshah dan Ibn Umar) yang menyelisihi dari para sahabat.”


Penjelasan :

Maka dalam perkataan Hafshah radhiyallahu 'anha, ia berkata: Tidak ada puasa bagi orang yang tidak menetapkan (yaitu niat sebelum fajar) Dan perbuatan dua orang sahabat bersama Hafshah yaitu Ibn Umar radhiyallahu ‘anhuma dalam perkataannya: Dan tidak diketahui bagi keduanya yang menyelisihi dari para sahabat, yaitu ini disebut "ijma’ sukuti" (kesepakatan diam) dan ini menunjukkan bahwa tidak sah puasa Ramadan bagi orang yang tidak berniat sebelum fajar berbeda dengan puasa sunnah, maka boleh dengan niat dari siang hari sesuai dengan rincian dalam kitab-kitab fiqih.


Faedah hadis :

1. Bahwa niat adalah syarat sahnya puasa fardhu dan harus dilakukan sebelum fajar.

2. Bahwa ijma’ sukuti adalah salah satu dalil syar’i yang menunjukkan kesepakatan para sahabat radhiyallahu 'anhum.


4. Banyak bersedekah di bulan Ramadan


Didalam shahih Bukhari dan Muslim dari Ibn Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata,


(كان النبي صلى الله عليه وسلم أجود الناس، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل فيدارسه القرآن، وكان جبريل يلقاه في كل ليلة في رمضان، فيدارسه القرآن، فلرسول الله صلى الله عليه وسلم حين يلقاه جبريل أجود بالخير من الريح المرسلة


“Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam adalah orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan ketika bertemu dengan Jibril. Beliau bertemu dengannya setiap malam di bulan Ramadan untuk mengaji Al-Qur’an. Maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang bertiup.”


Faedah hadis :

1. Keutamaan bulan Ramadhan.

2. Agungnya akhlak Nabi shalallahu 'alaihi wassalam.

3. anjuran untuk banyak bersedekah di bulan Ramadan.

4. Anjuran untuk banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan.


5. Ucapan orang yang berpuasa jika dicaci maki: Saya sedang berpuasa 


Dalam shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:


قَالَ الله ُعَزَّ وَجَلَّ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ ,وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ. وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ. لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ صَوْمِهِ


 “Allah ta’ala berfirman: Semua amal anak Adam untuk dirinya kecuali puasa, maka puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberi balasannya ", dan puasa itu adalah perisai dan jika hari puasa salah seorang di antara kalian maka janganlah ia berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika ada orang yang mencacinya atau memeranginya maka katakanlah: Saya sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. Orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan yang akan membuatnya gembira: Ketika ia berbuka ia gembira dan ketika ia bertemu dengan Rabbnya ia gembira dengan puasanya.”


Faedah hadis :

1. Besarnya keutamaan puasa dan anjuran untuk melakukannya.

2. Dan di dalamnya ada larangan untuk berbuat cabul dan bodoh saat berpuasa.

3. Dan di dalamnya ada penjelasan bahwa puasa adalah penghalang dari neraka dan perisai.


Link kajian : https://youtu.be/EJ5HCrrkI_E?si=PlM1zE6J6cK-368v

Video kajian :



Ustadz Kusdiawan, Lc

Lumajang, 16 Sya’ban 1446 H


Posting Komentar untuk "Beradab Saat Puasa Puasa Ramadhan"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an