Widget HTML #1



Kesholihan Sosial yang Mulai Dilupakan



Pada dasarnya seseorang tidak akan bisa menjadi tetangga yang baik kecuali dia menjadi muslim yang baik terlebih dahulu dan seseorang tidak mungkin bisa menjadi muslim yang baik kecuali dia belajar ilmunya


Bagaimana ilmunya? yaitu dengan tolabul ilmi atau mencari ilmu, 

Selain hukumnya wajib bagi seorang muslim saat berilmu insyallah dengan taufiq dari Allah serta kejujuran hati ia akan menjadi pribadi muslim yang baik, dimana tentu saja pada akhirnya akan menjadi tetangga yang baik, suami yang baik, ayah yang baik dan warga yang baik dan seterusnya apapun perannya akan selalu jadi aktor kebaikan. 


Tidaklah ia berada di satu tempat kecuali akan menebarkan kebaikan pada sekitarnya, dan tidaklah ia berbuat sesuatu kecuali akan membawa manfaat pada orang lain disinilah pentingnya berilmu sebelum beramal karena sebagai muslim semua tindakan kita harus terukur dan wajib membawa manfaat serta jauh dari hal yang membahayakan diri serta orang lain.


Masih tentang kesolihan sosial, sebuah istilah yang kami sematkan untuk mempermudah pemahaman pada tindakan seseorang yang membawa manfaat kebaikan untuk diri sendiri dan orang sekitarnya serta tidak menjadikan orang lain terganggu atau menanggung kerugian serta kemudorotan  karena sebab ucapan, perbuatan maupun tingkah lakunya.  Ini sejalan dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam,


لا ضرر ولا ضرار

“Tidak boleh membuat mudorot pada diri sendiri dan juga orang lain” (HR Ahmad dari abdullah Ibnu Abbas) 


Sebuah kemudorotan yang berefek pada diri dan oranglain bisa kita contohkan dengan adanya sound sound horeg yang sedang marak beberapa waktu terakhir, secara pandangan islam tentu saja hal ini sangat merugikan orang lain yang ada disekitarnya terlebih acara tersebut biasanya lewat di jalan melewati rumah rumah penduduk memecahkan kaca dan merusak telinga warga bahkan sebagiannya membuat bayi meninggal naudzubillah.


Kita memang tidak memiliki kendali untuk mengatur mau bagaimana orang berbuat namun kita memiliki kendali untuk mulai benahi diri kita sendiri dan juga keluarga


Memulai untuk apa? 

Untuk menjadi pribadi yang solih secara sosial kalau bahasa agamanya adalah muslih, solih itu istilah bagi muslim yang baik untuk dirinya sendiri sedangkan muslih adalah muslim solih yang mencoba membuat perbaikan untuk orang orang disekitarnya, perbaikan itu bisa dimulai dengan nasehat nasehat ringan pada anak istri dan keluarganya, nasehat untuk berbuat makruf dan menjauhi yang munkar, 

MasyaAllah bayangkan kalau kita bisa memulai ini dari diri sendiri dan konsisten dengannya, ya.. Memulai dan konsisten adalah 2 kata yang ringan diucap namun berat diangkat. Sebuah hadist mulia datang dari abu said ali khudri bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah mengingatkan:


من راى منكم منكرا فاليغيره بيده فان لم يستطع فبلسانه فان لم يستطع فبقلبه وذلك اضعف الايمان رواه مسلم٤٩

“Sesiapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia merubah/mengingkari dengan tangannya, kalau tidak mampu dengan lisannya kalau tidak mampu dengan hatinya dan itu selemah iman.” (HR Muslim 49)


Disini ada 3 tingkatan dalam nahi munkar yaitu : tangan, lisan dan hati sekaligus menjadi tingkatan dari keadaan iman seseorang, kalau kita melihat dijalan ada orang buang sampah sembarangan atau merokok diruang publik maka kalau bisa mencegah mereka dengan tangan itu yang terbaik, kalau tidak mampu maka nasehat kan dengan lisan akan tetapi kalau tak mampu juga mengingkari dengan hati adalah level paling akhir yang harus kita lakukan jangan hanya cuek dan acuh tak acuh.

Lalu saat kita sudah mulai membiasakan hal ini yaitu menasehatkan kebaikan dan mencegah akan kemungkaran mulai dari circle keluarga sendiri dan melebar ke tetangga serta semakin jauh semakin jauh insyaallah banyak masalah sosial yang selama ini dihadapi akan teruraikan seperti : 


  • Masalah sampah pembuat banjir
  • Masalah kecelakaan akibat serobot lampu merah
  • Masalah gangguan sound horeg di telinga dan rumah warga
  • Masalah tengkar karena nyela antrian SPBU


dan banyak contoh lainnya, dan salah satu hal penting lainnya adalah umat lain akan melihat dan menilai ternyata umat islam itu bisa diajak maju, ya karena selama ini banyak oknum umat islam yang suka buang sampah sembarangan, serobot antrean SPBU, sound horeg, merokok sambil nyetir motor dll dan tidak menutup kemungkinan mereka yang selama ini "alergi" pada islam karena ulah oknum umatnya sendiri menjadi respect dan tertarik pada islam, bukankah banyak contoh mereka yang awalnya tidak tahu islam kemudian mulai belajar islam karena respect pada keteraturan hidup dari seorang pribadi muslim yang menjadi tetangganya? Ini banyak kisah di negri barat sana dan semoga kita menjadi salah satunya yaitu mendapatkan "unta merah", seorang yang tertarik pada islam kemudian memeluknya karena perantara kita aamiin.


Dan pada akhirnya insyaallah kita akan menjadi pribadi muslim yang solih serta muslih membawa kebaikan untuk bumi ini karena untuk itulah salah satu tujuan kita diciptakan yaitu menjadi sebaik umat yang memerintahkan manusia mengerjakan ma'ruf serta mencegah mereka berbuat munkar


Ustadz Mohamad faisol akbar

Lumajang, 5 Rajab 1446H


Posting Komentar untuk "Kesholihan Sosial yang Mulai Dilupakan"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an