Widget HTML #1



Mungkin Aku Hanya Butiran Debu

“Jika bukan karena Engkau yang menguatkan


Mungkin aku sudah menyerah 

bahkan mungkin sebelum memulai langkah..


Jika bukan karena Engkau yang menggerakkan,

Mungkin aku sudah lelah, Kalah sebelum berusaha..


Jika bukan karena Engkau yang memberi hidayah,

Mungkin aku tetap menjadi pendosa, 

bahkan hingga maut sudah di depan mata


Ya Rabb, Selemah itu aku, tanpa pertolongan Mu!

Ya Rabb, Apalah aku tanpa diri-Mu?

Mungkin aku hanya butiran debu.”


Hamba hanyalah seorang yang fakir, Sedang Allah adalah Al Ghoniy, Yang Maha Kaya, yang tidak butuh pada segala sesuatu. Bahkan Allah-lah tempat bergantung seluruh makhluk.


Allah Ta’ala berfirman,


يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ


Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15)


Dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala menerangkan bahwa Dia itu Maha Kaya, tidak butuh sama sekali pada selain Dia. Bahkan seluruh makhluklah yang sangat butuh pada-Nya. Seluruh makhluk-lah yang merendahkan diri di hadapan-Nya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/316.)


Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Seluruh makhluk amat butuh pada Allah dalam setiap aktivitasnya, bahkan dalam diam mereka sekali pun. Secara dzat, Allah sungguh tidak butuh pada mereka. Oleh karena itu, Allah katakan bahwa Dialah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji, yaitu Allah-lah yang bersendirian, tidak butuh pada makhluk-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah sungguh Maha Terpuji pada apa yang Dia perbuat dan katakan, juga pada apa yang Dia takdirkan dan syari’atkan.”(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/316.)


Barangsiapa yang mengetahui Allah memiliki sifat ghina (tidak butuh pada segala sesuatu selain Dia), maka ia akan mengenali dirinya yang fakir dan benar-benar butuh pada Allah. Jika hamba telah mengetahui bahwa ia sangat fakir dan sangat butuh pada Allah, itu adalah tanda bahagia untuknya di dunia dan akhirat. (Fiqh Al Asmail Husna, ‘Abdurrozaq bin ‘Abdil Muhsin Al Badr, hal. 217-220.)


Sumber Bacaan/www.rumaysho.com


@al.makna

Lumajang, 25 Syawal 1445 H

Posting Komentar untuk "Mungkin Aku Hanya Butiran Debu"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an