Widget HTML #1



Gelisalah, Tentramlah, Perihal …




Gelisahlah…


Perihal, akhir perjalanan hidup akan berujung dimana? 

Padahal masih banyak terlena fana dunia,


Perihal, layakkah ditukar dengan berlimpahnya nikmat surga? 

Padahal amalku masih sedikit, belum tentu juga ikhlasnya,


Perihal, Jangan-jangan nabi ﷺ mengusirku dari telaganya? 

Padahal dimana semangat dan pembelaanku dalam menegakkan sunnahnya?


Perihal, Apa Allah masih mau peduli padaku saat di hari akhir? 

Padahal bibir ini hampir tidak pernah basah akan dzikir.

Maka gelisahlah …


Dahulu Adhdhohak bin Muzahim rahimahullah, jika tiba sore hari beliaupun menangis lalu ada yang bertanya kepadanya “Apa yang membuatmu menangis?" 


Beliaupun berkata,

“Saya tidak tahu amalanku yang mana

yang naik (diterima) hari ini" (Arruqo' wal baka' karya Ibnu Abi Dunya hal. 176)


Kekhawatiran para salafus shalih tentang amalannya, apakah ia diterima atau tidak. Padahal amalannya banyak, bagaimana dengan kita yang amalannya sedikit dan merasa yakin bahwa ia akan diterima?



Tentramlah …


Perihal, rezekiku sudah tertakar, jodoh sudah dipasangkan. 

Lantas apa yang aku khawatirkan? [*]


Perihal, Permasalahan dan kesulitan yang Allah hadirkan, 

Bukankah Dia telah siapkan dua kemudahan? [**]


Takdirku sudah sangat indah ditulis-Nya, 

Tugasku ihtiar, berdoa kemudian menerima apapun pilihan-Nya. [***]


Wahai diri gelisahlah perihal akhirat, dan tentramlah tentang dunia,

Agar selamat mengarungi samudra dunia, Hingga sampai di tempat terindah bernama surga.


——

[*] Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,


“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.” 


(Al Fawaid, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali)



[**] Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,


فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا


Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)


Ayat ini pun diulang setelah itu,


إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا


Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)


Para ulama pun seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Asal perkataan ini dari hadits yang lemah, namun maknanya benar (As Silsilah Ash Shohihah no. 4342). Jadi, di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.


[***] “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)


@al.makna

Lumajang, 8 Sya’ban 1445 H




Posting Komentar untuk "Gelisalah, Tentramlah, Perihal …"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an