Apakah Istri Yang Dipoligami Dijamin Masuk Surga ?

Pertanyaan:

Apakah benar seorang istri yang ridha dipoligami oleh suaminya bahwa ia akan dijamin surga ? 

Jika itu tidak benar, apakah ada keutamaan bagi istri yang dipoligami oleh suaminya ?

Jazakallah khairan ustadz atas jawabannya

Jawaban : 

Alhamdulillah wassholatu wassalamu ala rasulillah, ini pertanyaan menarik dan insya Allah datang dari buah keimanan kepada Allah dan hari akhir masyaallah.

Pertama, Allahu a’lam kami belum menemukan dalil khusus yang menyebutkan tentang hal tersebut (istri ridha suami poligami pasti dijamin surga) namun ada satu hadist menarik untuk disimak dalam hal ini meski derajatnya dhoif/lemah

‎" إن الله تعالى كتب الغيرة على النساء والجهاد على الرجال ، فمن صبر منهن إيمانا واحتسابا كان لها مثل أجر الشهيد " والحديث ضعفه الألباني في ضعيف الجامع الصغير برقم 1626

“Sungguh Alloh telah menetapkan rasa cemburu kepada para wanita, dan menetapkan jihad kepada para laki-laki, barang siapa di antara mereka (para wanita) itu bersabar karena iman dan penuh pengharapan, maka baginya sama dengan pahala orang yang mati syahid”. (Hadits ini didha’ifkan oleh Albani dalam Dha’iful Jami’ as Shaghir: 1626)

Disebutkan bahwa cemburu memang “software” khusus bawaan seorang wanita maka ketika mereka bisa sabar dengan rasa itu tanpa membuat manuver serangan saat suami melakukan poligami syar'i seperti minta cerai maka insyaallah ia telah menundukkan rasa cemburunya tersebut dan hal tersebut insya Allah adalah bentuk ketaatan kepada suami dilihat dari beberapa sisi diantaranya :

Sang suami melakukan poligami syar'i yang halal dan ingat wahai para wanita bahwa poligami syar'i adalah termasuk sunnah Rasulullah ﷺ yang ditinggalkan dimasa sekarang dan ada keutamaan tersendiri ketika kita menghidupkan sunnah yang mulai ditinggal tersebut

Kemudian ada hadist lain yang berbunyi, Jika seorang wanita bersabar dalam ketaatan kepada suaminya, maka hal itu menjadi salah satu sebab yang akan mengantarkannya masuk surga, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban:

‎" إذا صلت المرأة خمسها وصامت شهرها وحصنت فرجها وأطاعت زوجها قيل لها : ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت " والحديث صححه الألباني في صحيح الجامع الصغير برقم 660

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa (pada bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya, taat kepada suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu sukai”. (Haidits ini dishahihkan oleh Albani dalam Shahih al Jami’ ash Shaghir: 660)

Ingatlah bahwa dimasa sekarang wanita yang menjaga sholat itu langka apalagi menjaga puasa Ramadhan itu lebih langka dan wanita yang menjaga sholat lima waktu + berpuasa bulan ramadhan + taat pada suami itu jauh lebih super langka, tak maukah kalian masuk didalam golongan langka tersebut ? Katakan pada kami mana lagi perkataan yang lebih indah dari : masuklah kedalam surga dari pintu mana saja yang kamu sukai?

Memang berat untuk taat pada suami karena setan tentu tidak akan tinggal diam kalian masuk surga dengan tanpa menemani mereka berada didalam neraka.

Dan nasehat kami yang terakhir adalah, jika suami kalian adalah seorang muslim yang menjaga sholat lima waktu, baik agama dan akhlaknya maka jangan karena kecemburuan buta saat suami menikah lagi menjadikan kalian kalap dan minta cerai karena sungguh di luar sana sangat banyak wanita yang meratapi nasib bersuamikan lelaki yang tidak menjaga sholat, buruk agama juga buruk akhlaknya ada ancaman bagi wanita yang meminta cerai dari suami tanpa alasan yang dapat dibenarkan yaitu takkan mencium bau surga

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَاَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلاَقَ مِنْ غَيْرِ بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ

“(Wanita mana yang meminta perceraian dari suaminya tanpa alasan yang jelas, maka haram baginya aroma surga) HR Ahmad,abu dawud dan attirmidzi  .Referensi : https://almanhaj.or.id/2766-istri-menggugat-cerai-suami.html

Semoga Allah menjadikan dalam hati semua muslimah keridhoan terhadap syariat poligami syar'i aamiin.

Dijawab oleh :

Ustadz Faisol Abu Hamzah

Pengajar Ma'had Ibnu Utsaimin Lumajang