Widget HTML #1



Haji Adalah Amal Sholih Yang Mulia



Segala puji bagi Allah yang telah mengeluarkan kita dari masa pandemi covid 19 3 tahun lalu yang sempat “menghentikan” kita dari ibadah di tanah suci baik umroh ataupun haji, sebuah nikmat yang harus kita syukuri bahwa lapangnya waktu dan sehatnya tubuh memang dua nikmat yang sering kita lalaikan, astaghfirullah.

Tahun ini utamanya hari hari ini kita saksikan di sekitar kita banyak calon jamaah haji yang mulai diberangkatkan ke tanah suci alhamdulillah ragam rasa haru, bahagia, tangis dan lain-lain bercampur jadi satu di hati mereka yang telah menantikan selama bertahun tahun lamanya, semoga Allah karuniakan kita semua kemampuan melaksanakan haji, aamiin.

Haji adalah amal solih mulia bahkan menjadi satu dari lima rukun Islam, yang tentu saja haji memiliki beberapa aturan dalam hal pelaksanaannya yang kewajiban haji sebagaimana telah Allah firmankan dalam Q.S ali Imran : 97

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.


Tata cara haji tentu saja sudah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ajarkan dan tidak boleh kita membuat tata cara baru yang menyelisihinya , di sinilah timbangan amal solih yang bersifat dohir/terlihat yaitu harus sesuai dengan contoh dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana dijelaskan oleh syaikh Muhammad bin solih al utsaimin didalam syarah Arbain nawawi beliau terbitan darul aqidah halaman 30 ketika mensyarah hadits nomor 5 di kitab tersebut (hadist ummul mukminin Aisyah binti abu bakar tentang bidah)

Selain timbangan amal dohir ada pula timbangan amal bathin/ghoib/tak terlihat yaitu niat dari si pelaku itu sendiri sebagaimana juga dijelaskan oleh syaikh dalam kitab dan halaman yang sama, ketika mensyarah hadist nomor 1  (hadist abul hafshoh amirul mukminin Umar bin khattab tentang niat) jangan sampai haji hanya ingin tendensi duniawi semata seperti dipanggil haji demi sebuah jaah/kedudukan di masyarakat naudzubillah,

Pada akhirnya kita akan kembali pada 2 syarat diterimanya amal solih yaitu ikhlas dan mutabaah/sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, jangan sampai ibadah haji yang mulia harus ternodai bahkan sampai tertolak oleh perkara perkara yang menyalahi syarat diterimanya amal tersebut dan semoga semua jamaah haji kita diterima oleh Allah sebagai haji mabrur serta kembali lagi ke tanah air nanti dalam keadaan menjadi pribadi muslim yang lebih baik lagi agama dan akhlaknya aamiin.




Ditulis oleh :
Ustadz Faisol Abu Hamzah
Pengajar Ma'had Ibnu Utsaimin Lumajang

Posting Komentar untuk "Haji Adalah Amal Sholih Yang Mulia"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an