Widget HTML #1



Ternyata ghibah adalah dosa level tiga




Setiap perbuatan baik akan mendorong pelakunya untuk melakukan perbuatan baik setelahnya. Begitu pula dengan keburukan. Ia akan mendorong pelakunya untuk melakukan keburukan lagi setelahnya. Perhatikanlah sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam berikut,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ
وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kalian bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha berlaku jujur akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah berdusta, sesungguhnya berdusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong” (HR. Muslim).

Begitu pula dengan perbuatan ghibah. Ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain di saat ia tidak ada. Para ulama sepakat akan keharaman ghibah. Dan perlu diketahui bahwa ghibah adalah keburukan yang muncul karena adanya keburukan yang dilakukan sebelumnya. Alloh berfirman dalam surat al Hujurat ayat 12

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dariprasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah mengghibah satu sama lain. Adakah seorang diantara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Pertama, Alloh subhaanahu wa ta'aalaa melarang berprasangka, karena sebagian prasangka itu dosa. Imam Thabari dalam tafsirnya mengatakan

إن ظنّ المؤمن بالمؤمن الشرّ لا الخير إثم, لأن الله قد نهاه عنه, ففعل ما نهى الله عنه إثم

"Sesungguhnya berprasangka buruk kepada seorang mukmin adalah dosa. Karena Alloh melarangnya, maka melakukannya termasuk perbuatan dosa.
    
Ketika prasangka buruk dipelihara, maka muncullah keinginan mencari-cari kesalahan dan kekurangan orang lain. Inilah dosa kedua yang disebut dengan tajassus. Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam memperingatkan kita tentang bahaya tajassus

 ولا تتَّبعوا عوراتِهم ، فإنه من اتَّبعَ عوراتِهم يتَّبعُ اللهُ عورتَه ، ومن يتَّبعِ اللهُ عورتَه يفضحُه في بيتِه

"Janganlah kalian mencari-cari aib saudara semuslim, karena siapapun yang mencari-cari aib saudara semuslim niscaya Alloh akan cari aibnya. Dan siapa yang Alloh cari aibnya, pasti Alloh akan buka walaupun ia berada dalam rumahnya." (HR. Abu Dawud).

Jika seseorang tidak segera berhenti dari dua dosa tadi, maka ia akan terjerumus ke dalam dosa level ketiga, yaitu ghibah. Cukuplah dua hadits Nabi ini menjadi peringatan agar kita tidak bermudah-mudahan terhadap dosa level tiga ini.

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu 'anha beliau mengatakan: aku pernah mengatakan kepada Rasulallah shallallaahu 'alaihi wa sallam tentang Shofiyyah;
“Wahai Rasulallah, cukuplah bagi-mu bahwa shofiyyah itu begini-begini (maksudNya shofiyyah itu orangnya pendek (“kecil”). Maka Rasulallah-pun mengatakan kepadaNya:“Kau telah mengatakan suatu perkataan seandainya perkataan tersebut diceluplkan ke air laut niscaya akan merubah (rasa dan aroma) Nya.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi).

Dan dari sahabat Anas bin malik radhiyallaahu 'anhu beliau mengatakan, Rasulallah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Ketika aku mi’roj ke langit, aku melewati suatu kaum yang kuku-kuku mereka dari tembaga, mereka mencaka wajah dan dada-dada mereka, maka aku-pun bertanya: “siapa mereka wahai jibril.? Jibril menjawab: mereka adalah orang-orang yang memakan daging saudaranya sendiri, dan menjatuhkan kehormatan orang lain.” (yang dimaksud adalah orang-orang yang suka menggibah) (HR. Abu dawud).


Dirangkum dari berbagai sumber




Ditulis oleh :
Ustadz Eko Setiyawan
Mudir Ma'had Ibnu Utsaimin Lumajang

Posting Komentar untuk "Ternyata ghibah adalah dosa level tiga"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an