Widget HTML #1



Siapakah Orang Yang Bangkrut





Pertanyaan :

Assalammu'alaikum Ustadz, saya pernah dengar kajian kelak di hari kiamat ada orang yang bangkrut karena banyaknya orang yang dizhalimi, bagaimana agar terhindar dari itu ustadz ? Apakah hanya dengan bertobat kita bisa terhindar dari itu, atau kita harus meminta maaf sama orang tersebut sedangkan kita sudah tidak pernah bertemu dan komunikasi dengan dia lagi . . . Syukron Ustadz . . . Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jawaban :

Wa 'alaikumussalaam wa rohmatullooh,
Kondisi orang yang muflis (bangkrut) disebutkan dalam hadits Nabi shollalloohu 'alaihi wa sallam dari sahabat Abu Hurairah radliyalloohu 'anhu 

أتَدرونَ ما المُفلِسُ ؟ إنَّ المُفلسَ من أُمَّتي مَن يأتي يومَ القيامةِ بصلاةٍ وصيامٍ ، وزكاةٍ ، ويأتي وقد شتَم هذا ، وقذَفَ هذا  وأكلَ مالَ هذا ، وسفكَ دمَ هذا ، وضربَ هذا ، فيُعْطَى هذا من حَسناتِه ، وهذا من حسناتِه ، فإن فَنِيَتْ حَسناتُه قبلَ أن يُقضَى ما عليهِ ، أُخِذَ من خطاياهم ، فطُرِحَتْ عليهِ ، ثمَّ طُرِحَ في النَّارِ

“Tahukah kalian apa itu Muflis (orang yang bangkrut) itu?” Para sahabat menjawab, ”Muflis adalah orang yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Muflis dari kalangan umatku adalah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci, menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang (yang didholimi) itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).

Agar terhindar dari kebangkrutan di hari kiamat hendaklah bersabar dalam mencari ilmu. Dengan ilmu kita akan mengetahui hak hak sesama manusia. Kemudian berusaha semaksimal mungkin mengamalkan apa yang telah dipelajari sembari menahan diri untuk tidak berucap dan berbuat sesuatu yang bisa merugikan orang lain seperti ghibah, namimah atau mengambil hak orang lain tanpa hak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya orang mukmin itu orang yang tidak suka melaknat, mencela, berkata keji/jorok, dan kotor” (HR. Ahmad, shahih).

Adapun bagaimana cara bertaubat dari dosa mendholimi orang lain, maka ini dilihat dari jenis kedholiman yang dilakukan. Jika kedholiman tersebut berkaitan dengan hak orang lain berupa materi atau harta, maka bertaubatnya dengan mengembalikan hak tersebut dan meminta maaf.

Dan jika berkaitan dengan hak non materi, seperti ghibah (ngrasani) maka hendaklah bertaubat kepada Alloh dari perbuatan ghibah, memohonkan ampun bagi orang yang telah ia ghibahi, dan menceritakan kebaikannya sebagai ganti karena telah menceritakan keburukannya kepada orang lain. Adapun meminta maaf kepada orang yang telah dighibahi, jika hal itu tidak menimbulkan madhorot maka tidak mengapa.



Dijawab oleh :
Ustadz Abul Yasa' Eko Setiyawan
Mudir Ma'had Ibnu Utsaimin Lumajang

Posting Komentar untuk "Siapakah Orang Yang Bangkrut"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an