Ilmu Yang Sedikit Lebih Baik Daripada Banyak Lalu Terangkat

 

 

 

asy-Syaikh DR. Shalih bin 'Abdullah al-Ushaimi Hafizhahullah berkata : "(Ilmu) yang sedikit, menetap, lalu bermanfaat, itu lebih baik ketimbang banyak yang disampaikan lalu terangkat (terlupakan).

(Lihat Syarhu TA'zhimil'Imi, hlm 9)

Pertanyaan :

Afwan Ustadz mau bertanya dari kalam syaikh di atas ana masih bingung, ilmu yang sedikit itu lebih baik dari pada yang banyak disampaikan lalu terangkat ?. Berati kita gak boleh beranjak dari ilmu yang lain sebelum menetap dan diamalkan serta bermanfaat ?, atau bagaimana penjelasanya yang dimaksud ?.

(Pertanyaan dari akun instagram abu.atikah85)

Jawaban :

Bismillah, kalam tersebut telah beliau (syaikh Sholih al Ushaimy) jelaskan dalam kalimat selanjutnya

فإن النفوس تشرف بقدر ما تدرك، و لا يحمد العلم بمجرد البسط و الاتساع بل يحمد باكتمال المدارك و حصول الانتفاع
 

"Sesungguhnya jiwa (pribadi) itu akan mulia sesuai dengan apa yg ia capai. Dan ilmu itu tidaklah terpuji hanya dengan banyak dan luasnya pengetahuan, melainkan dengan diamalkan dan mendatangkan manfaat.

Ilmu jika tidak diamalkan akan hilang. Sebaliknya ketika ia diamalkan maka ilmu itu akan menetap bahkan akan banyak faedah yang didapat. Ada sebuah perkataan yg dinisbatkan kepada sahabat Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu;

"Amalkan ilmu yang kalian dapat, maka Alloh akan memberikan sesuatu yang tidak diberikan kepada orang lain (maksudnya orang yang tidak mengamalkan ilmunya)."

Imam Ahmad pernah berkata,"tidaklah aku menulis satu hadits melainkan telah aku amalkan terlebih dahulu.." as Sair (ringkasan) 2/535

Akhi fillah inilah maksud dari kalam syaikh. Bahwa ilmu yang sedikit tapi diamalkan lebih baik daripada luasnya wawasan tanpa ada amal. Dan ini juga memberikan faedah pada kita hendaklah selalu berupaya untuk mengamalkan ilmu yang telah kita dapat.

Sahabat Ali Radhiyallahu Anhu berkata,"

هتف العلم بالعمل فإن أجابه و إلا ارتحل

"Ilmu itu akan memanggil amal, jika amal menjawab (maka ilmu akan menetap), jika tidak maka ilmu akan pergi." Iqtidhoul ilmi wal amal 36

Walloohu ta'aalaa a'lam

Dijawab oleh :

Ustadz Abul Yasa' Eko Setyawan

Mudir Ma'had Ibnu Utsaimin Lumajang