Widget HTML #1



Nasib Tragis Ahli Ghibah

 

Nasib Tragis Ahli Ghibah

Sungguh indah nasehat dari ustadz Aris Munandar hafidzahullah beliau berkata: "Sungguh tragis nasib penggemar ghibah. Dia berikan sesuatu yang paling mahal di akhirat (pahala amal kebaikannya) kepada orang yang dia benci" 

Terus apa sih ghibah itu? seorang ulama tafsir, Masruq, menjelaskan:

“Ghibah adalah jika engkau membicarakan sesuatu yang jelek pada seseorang. Itu disebut mengghibah atau menggunjingnya. Jika yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak benar ada padanya, maka itu berarti menfitnah (menuduh tanpa bukti).” Demikian pula dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri. 

(Jami’ul Bayan ‘an Ta’wili Ayil Qur’an, 26: 167).

Ghibah adalah salah satu bentuk kedzhaliman maka ketika di hari kiamat, akan dilakukan hisab, dimana pahala orang yang mendzalimi akan diserahkan kepada orang yang didzalimi, hingga kedzaliman itu habis.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan kondisi orang muflis (bangkrut).

‎أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?”

Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai uang maupun harta benda.”

Kemudian Nabi ﷺ menjelaskan,

“Muflis (orang yang bangkrut) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim 6744 & Ahmad 8029).

Dan dosa ghibah tidak akan terhapus dengan amal sholeh sebanyak dan sebaik apapun yang mampu kita lakukan. Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah:

‎الغيبة من الكبائر التي لا تكفره‍ا الصلاة ولا الصدقة ولا الصيام ولا الحج [شرح رياض الصالحين (6/109)]

“Ghibah termasuk dosa besar yang tidak bisa dihapus oleh sholat, shodaqoh, puasa dan haji…” (Syarh Riyadushsholihin 6/109)

Wallahu a’lam. Semoga Allah menjauhkan dari setiap dosa besar termasuk pula perbuatan ghibah. Semoga Allah memberi taufik untuk menjaga lisan ini supaya senantiasa berkata yang baik saja.

Posting Komentar untuk "Nasib Tragis Ahli Ghibah"

Yuk Jadi Orang Tua Asuh Santri Penghafal Al Qur’an